Ajaran
Hindu Darma Tentang Ketuhanan
Oleh
Deni
Iskandar
1112032100004
A.
Konsep Tuhan
Agama
Hindu pada dasarnya memiliki Konsep ketuhanan yang memang bersifat Polyteisme
kemudian seiring berjalannya waktu dan juga peradaban manusia maka agama ini
memiliki Konsep ketuhanan yang bersifat Monoteisme, Untuk memahami Konsep
ketuhanan agama Hindu dapat di lihat dari sejarahnya di masa lalu.
Konsep
ketuhanan yang dapat di lihat dalam agama Hindu memilki dua bagian yaitu agama
Hindu ketika belum terkontaminasi oleh ajaran Buddhisme dan Hindu yang sudah
terkontaminasi oleh ajaran Buddhisme, ada pun yang di maksud sebagai Hindu Weda
ialah (Hindu yang belum terkontaminasi Oleh Hindduisme). Dan memiliki corak
ketuhanan yang bersifat Polyteisme yang di manifestasikan kepada dewa-dewa.[1]
Yang berjumlah tiga puluh dua Dewa, dan ke Tiga puluh dua dewa tersebut
mempunyai peran dan fungsinya masing-masing dalam kehidupan Manusia.
Namun
setelah Agama Hindu mulai terkontaminasi oleh ajaran Buddhisme Agama Hindu
mengalami perkembangan dalam segala hal terutama dalam bidang ketuhanan, dan
ini pun sejalan dengan perkembangan Masyarakat di masa itu. Ini dapat di lihat
dari Konsep Tri Murti, dalam ajaran Hindu sendiri yang sebelumnya tidak
mengenal mengenai Tri Murti (tiga Tokoh yang paling berperan di dalam alam
semesta) Maka ajaran Hinduisme secara bertahap mengenal Konsep tersebut.
B.
Tri Murti
Setelah
Munculnya Aliran vedanata, Dewa TriMurti di pandang sebagai penggambaran dari
kekuasaan Tuhan yang maha esa, yaitu Brahmana.[2]
Dalam Konsep Tri Murti tersebut memiliki perubahan yang sangat serius yaitu,
menegnai peran dewa wisnu yang memang dahulunya tidak memiliki peran dan Fungsi
yang tidak terlalu penting setelah munculnya konsep Tri Murti, peran Dewa Wisnu
menjadi sentral dalam agama Hindu dewasa ini. Dewa Wisnu dalam Tri Murti
berperan sebagai dewa pemelihara di samping Brahmana.
Dalam
ajaran Hindu darma Dewa-dewa TriMurti tidak hanya manifestasi dari kekuasaan
sang hyang widi wasa, (Tuhan yang maha esa) melainkan nama dewa merupakan nama
suci bagi mahluk-mahluk halus yang di sucikan seperti malaikat , bidadari dan
sebagainya. Sistem ketuhanan Hinduisme memiliki pengaruh besar sehingga pada
nantinya dalam Buddhisme Mahayana pun terdapat Konsep TriMurti
C.
Sembahyang
Setiap
agama sejatinya memilki Ritual baik agama semit maupun non semit, dalam ajaran
Hindu di kenal dengan Istilah Upacara yang di maksud dengan upacara ialah
memberikan sesajen kepada dewa-dewa. Menurut G.A Wilken dasar dari pada upacara
kurban adalah pemujaan kepada dewa-dewa, roh nenek moyang, dan mahluk-mahluk
halus yang menempati alam semesta untuk menghindari kemarahannya serta memberi
kepuasannya pada mereka sehingga mereka mau memberikan bantuan (Rahmat) kepada
manusia.[3] Dan
upacara dalam agama Hindu tertera dalam Kitab suci agama tersebut (Weda). Kitab
Sutra sebagai tafsir dari kitab Brahmana yang terdiri dari dua macam kitab
yaitu Srautra Sutra, dan Gerha-Sutra.
Sraut
sutra berisikan Petunjuk-Petunjuk/Upacara-upacara yang wajib di kerjakan oleh
raja-raja yang di bagi menjadi tiga macam,
1. Raja
Surya yaitu upacara dalam pelantikan Raja naik tahta,
2. Asmaweda
aialah kurban Kuda yang harus di lakukan
Raja setahun sekali, sebagai kebesarana raja, (Maha raja)
3. Purusameda
yaitu korban manusia yang di berikan oleh raja, (yang kemudian di
hapuskan.
Gerha
Sutra merupakan Metodologi (cara) untuk setiap kepala keluarga yang terdiri,
dari:
1. Nitya
yaitu Kurban wajib di lakukan setiap hari oleh kepala keluarga terhadap roh-roh
nenek moyang (pitana)
2. Naimittika,
merupakan korban yang di lakykan selama sekali seumur hidup kurban yang
demikian ini hanya ada hubungannya dengan periode hidup manusia (samskra)
misalnya pada saat pemberian nama, makan nasi pertama, memotong rambut pertama
dan sebagainya.
3. Upanyana
ialah upacara memasuki kasta dengan pemberian upavita (tali kasta) pada umur
8-12 tahun setelah itu datanglah upacara perkawinan, dan sebagai penutup
upacara ialah upacara kematian, yang berupa pembakaran manusia.
Dengan
melihat banyaknya upacara dalam agama Hindu tersebut maka upacara-upacara
tersebut merupakan penentu dalam hidup beragama dan dalam usaha mencapai
cita-cita sebagai mana yang di cita2kan oleh agama Hindu itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar